Description
Judul : Keanekaragaman Hayati Untuk Industri Hijau
Penulis: Delfania Matasik, Suwarno
Ukuran: 18,0 x 25.5 cm
ISBN:
Keanekaragaman Hayati Untuk Industri Hijau
Buku ini bercerita tentang aktivitas kinerja lingkungan sebuah perusahaan untuk membangun industri berkesinambungan dan ramah lingkungan. Keanekaragaman hayati merupakan hal yang penting bagi kehidupan. Keanekaragaman hayati mencakup kekayaan spesies dan kompleksitas ekosistem sehingga dapat mempengaruhi komunitas organisme, perkembangan dan stabilitas ekosistem. Berdasarkan UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT), menyebutkan bahwa setiap perusahaan memiliki tanggungjawab meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan sekitar wilayah perusahaan beroperasi. Hal ini menjadikan salah satu acuan perusahaan dalam menjalankan kewajiban perusahaannya terkait konservasi keanekaragaman hayati.
Kondisi mangrove di kawasan konservasi berstatus baik dengan terjadinya peningkatan jumlah mangrove setiap tahunnya dan terdapat ekosistem fauna lain di sekitar lokasi mangrove dengan jenis mangrove sebagian besar adalah jenis Rhizophora mucronata dengan status konservasi IUCN yaitu last concern (LC), status konservasi CITES yaitu Non-Appendix (NA) dan status konservasi menurut Permen LHK No 106/2018 yaitu kategori flora tidak dilindungi.
Monitorin fauna di kawasan konservasi mangrove Bridgestone didapat hasil 18 jenis fauna dengan status konservasi IUCN yaitu last concern (LC) kecuali Chloropsis sonnerati berstatus endangered (EN) dan Trachypithecus auratus berstatus vulnerable (VU). Status konservasi CITES keseluruhan fauna Non-Appendix (NA) kecuali spesies Trachypithecus auratus yang berstatus Appendix II. Pada status konservasi Permen LHK No 106/2018 hanya spesies Trachypithecus auratus atau lutung jawa yang masuk kategori dilindungi.
Monitoring flora di kawasan nursery tanaman didapat hasil 49 jenis flora yang terdiri dari tanaman hias dan tanaman obat. Keseluruhan jenis tanaman masuk ke dalam status konservasi least concern (LC) berdasarkan IUCN, status konservasi Non-Appendix (NA) berdasarkan CITES, dan status konservasi tidak dilindungi berdasarkan Permen LHK No 106/2018.
Konservasi mangrove selain bertujuan untuk mencegah abrasi, penanaman dilakukan agar dapat mengurangi emisi karbon di udara terutama emisi akibat kegiatan operasional Bridgestone. Penyerapan karbon emisi pada mangrove tahun 2022 sebesar 681, 152 ton CO2 eq dan tahun 2023* (Agustus) sebesar 1.021,728 ton. Penyerapan ini menghasilkan penghematan tahun 2022 sebesar Rp 20.434.560 dan tahun 2023 sebesar Rp 30.653.040





Reviews
There are no reviews yet.